"Neram buitni Umpu Belunguh najin khang mawat pulippuh persatuan tutop mekukuh makdapok tigaginjuh. Unyin guai setulungan niLiak hulun mufakat dang ngehalai ketukhunan nyin ne ram tutop terhormat. Sai kuat nulung Sai lemoh, haguk khuppok dang mak iwoh, sai tuha tihormati sai ngukha tisayangi. Timisalko ijuk lamban, wat tihang, wat hatokna, mana tian setukkok'an, mekukuh khik betiknana."

LEHOT NI : Ina Dalom Yusnani Pn Jaya Dilampung

Rabu, 30 Oktober 2013

NIAT DAN DOA DIPUNCAK PESAGI

Waktu zaman dahulu, Raja dengan negara tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena pada hakekatnya Raja mempunyai kelebihan segala galanya. Ini dapat dimengerti berhubung kedudukannya itu bukan saja selaku kepala Negara tetapi mengepalai juga soal-soal Agama sehingga dianggap oleh rakyat Keramat hidup, terbukti dalam kata-kata bersayap Lampung "Mawat ia nitakdirko Tuhan jadi saibatin (Raja) kalau ia tidak melebihi dalam segala segi dari orang lain" . Jadi Niat Do'a atau Nazar seseorang Raja sewaktu permulaan menjabat pekerjaannya dapat disamakan sekarang dengan tujuan Negara. (Bukankah sekarang tujuan Negara Republik Indonesia Adil dn Makmur). Menurut riwayat dari sekian banyak putra Raja-Raja diPagaruyung yang disebarkan keseluruh kepulauan ini untuk mengembangkan Agama Islam , hanya 4 orang diantaranya ( Paksi Pak) bertemu dipuncak Gunung Pesagi :