Waktu zaman dahulu, Raja dengan negara tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya
karena pada hakekatnya Raja mempunyai kelebihan segala galanya. Ini dapat
dimengerti berhubung kedudukannya itu bukan saja selaku kepala Negara
tetapi mengepalai juga soal-soal Agama sehingga dianggap oleh rakyat Keramat
hidup, terbukti dalam kata-kata bersayap Lampung "Mawat ia nitakdirko Tuhan jadi
saibatin (Raja) kalau ia tidak melebihi dalam segala segi dari orang lain" . Jadi
Niat Do'a atau Nazar seseorang Raja sewaktu permulaan menjabat
pekerjaannya dapat disamakan sekarang dengan tujuan Negara. (Bukankah sekarang
tujuan Negara Republik Indonesia Adil dn Makmur). Menurut riwayat dari
sekian banyak putra Raja-Raja diPagaruyung yang disebarkan keseluruh kepulauan
ini untuk mengembangkan Agama Islam , hanya 4 orang diantaranya ( Paksi
Pak) bertemu dipuncak Gunung Pesagi :