"Neram buitni Umpu Belunguh najin khang mawat pulippuh persatuan tutop mekukuh makdapok tigaginjuh. Unyin guai setulungan niLiak hulun mufakat dang ngehalai ketukhunan nyin ne ram tutop terhormat. Sai kuat nulung Sai lemoh, haguk khuppok dang mak iwoh, sai tuha tihormati sai ngukha tisayangi. Timisalko ijuk lamban, wat tihang, wat hatokna, mana tian setukkok'an, mekukuh khik betiknana."

LEHOT NI : Ina Dalom Yusnani Pn Jaya Dilampung

Rabu, 26 Juni 2013

KEDUDUKAN "SAI BATIN"

Oleh : Puniakan Dalom Ahmad Safe'i 
( Sultan Ratu Pikulun, Raja Adat Paksi Buay Belunguh )
Tulisan Pasca Kemerdekaan RI



Kita telah mengetahui bahwa, sai batin adalah sebutan untuk seorang yang berpangkat adat dan berkedudukan tertinggi dalam lingkungan daerah kekuasaannya. Didalam adat ada macam macam tingkatan, tingkatan rendah menengah tinggi dan trtinggi, jadi dalam kebuaian hanya ada seorang saibatin dan kalau diterjemahkan artinya saibatin yaitu"Yang Mulia" kalau skarang ada lambang lambang dan tanda tanda pangkat menunjukan kedudukan dan tinggi rendah pangkat seseorang dalam pemerintahan ketenteraan, kepolisian dll, maka didalam adat ada pula tanda tanda pengenal tersebut. Didalam upacara adat jelas kelihatan apa pangkat adatnya yang mengadakan perayaan itu karna telah ada ketentuan masing-masing. Perbedaan pangkat adat itu bukan sekedar kita dapat mengetahui dari gelarannya saja tetapi dari tuturan dan bubungan rumah, gelaran rumah, gelaran sawah dan kalau mengadakan perayaan atau bimbang mengadakan alat alat adat tertentu. Saibatin selaku kepala adat tertinggi mempunyai pula lambang- lambang lengkap dan tidak boleh disamai oleh seorangpun didalam kebuaiannya, tetapi boleh dipakai olek kakak kandung perempuannya atau adik kandung laki-laki yang setingkat lebih muda daripadanya, mngenai alat upacara arak arakan kalau pada oranglain hanya ada ketntuan memakai alat upacara disebelah kanan atau disebelah kiri dan terbatas pula maka untuk saibatin memakai alat lengkap kiri kanan muka belakang. Perincian dari alat kebesaran saibatin itu sbagai berikut :

Sastra: Riwayat Kukuk 1933

Ciptaanni : Puniakan Dalom Ahmad Safe'i

( Sultan Ratu Pikulun, Raja Adat Paksi Buay Belunguh )
------------------------------------------------------


Bismillah sai bermula, Nyak mulai nulis Hinji
Mak lansungku sengaja, Ngejo Asal mulani

 Ngedeting pukul siwa, waktu adu debingi
 Surat surat tibaca, ngeguai sedih hati

Diwaktu nyak mengura, lagi campur puari.
Nyak ampai mulai kerja, Pasirah di Kenali.

Minggu, 09 Juni 2013

KEADAAN ADAT DI NEGERI SEMANGKA

"Surat ini adalah surat yang ditulis oleh Pangeran Ahmad Syafe'i gelar Sultan Ratu Pikoeloen pada tahun 1959 untuk menjelaskan perihal keadaan di negeri semangka pada saat terjadinya perpindahan rakyat ke Semangka. Surat ini juga menunjukkan akan upaya dari Pangeran Ahmad Syafe'i dalam membenahi kacaunya adat yang sedang terjadi pada masa itu. "

KEADAAN ADAT DI NEGERI SEMANGKA (EX MARGA NGARIP) YANG BERASAL DARI MARGA BUAY BELUNGUH (KENALI)

  Sebagian besar orang-orang yang berasal dari Suwoh pindah ke Semangka ini terjadinya jauh sebelum gempa bumi besar ditahun 1933 dan sebagian lagi terpaksa pindah pula meninggalkan Suwoh sewaktu gempa bumi tersebut (peletusan bukit bata).

PAKSI PAK SEKALA BRAK

Paksi Pak Sekala Brak adalah kerajaan yang bercorak islam berdiri setelah tunduknya kerajaan Sekala Brak kuno dengan Raja terakhirnya Ratu Sekeghumong, selanjutnya dipimpin oleh keturunan lurus tidak terputus dari empat Umpu. Mereka mendiami sekala brak bersama para rakyat pengikutnya dan nabbainya yaitu Si Bulan yang diangkon dan diberi wilayah di Cenggikhing Way Nekhima, dan anak  Anak Mentuha  yaitu Si Nyata di Luas, itulah Cumbung Pak Kelima Sia.  Dalam menjalankan pemerintahannya Paksi Pak Bersatu tak bersekutu, Berpisah Tak Bercerai. Dan Empat Kepaksian itu adalah :

Kamis, 06 Juni 2013

Silsilah Keturunan Lurus Umpu Belunguh

STAMBOON KENALI
Disusun Sai Batin Ahmad Syafe'i  adok Pangeran Ratu Pikulun
dari surat tua huruf melayu 
Diterangkan bahwa Umpu Belunguh ( saudara dari umpu pernong, umpu nyerupa dan umpu bejalan diway ) menikah dengan Sindi yaitu putri dari Ratu Sekeghumong, Raja Terakhir Kerajaan Sekala Brak Kuno.

Riwayat Pangeran Ahmad Syafei

Riwayat Kepemimpinan Ahmad Syafei gelar Sultan Ratu Pekulun .
SaiBatin Kepaksian Belunguh Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak

Dapat dijelaskan bahwa beliau adalah keturunan yang tua garis lurus dari umpu belunguh, maka dengan sendirinya kedudukan selaku Sai Batin (Kepala Adat ) dari kebuaian tersebut dan selama 14 tahun menjadi pesirah marga Buai Belunguh ( zaman belanda dan Jepang ) juga pernah menjadi ketua Pasirahbond Krui terdiri dari 22 marga.

Beliau sempat ditugaskan oleh pemerintah belanda menyelidiki keturunan keturunan dalam onderafdeeling Krui hingga dibeberapa marga beliau mempunyai kesempatan menyalin surat surat penting berkenaan sejarah.

Rabu, 05 Juni 2013

Marga Marga Di Wilayah Sekala Brak

Ditulis Oleh : Puniakan Dalom Beliau Ahmad Syafe'i
gelar Sultan Ratu Pikulun
DePesirah Marga Buay Belunguh

Sedikit singkatan yang ingin memperdalam pengetahuan tentang daerah Lampung maka hendaknya menjadi patokan kita bahwa sejak bermula sampai dipertukarkan Bengkulu dengan Malaka berada dibawah kekuasaan kompeni Inggeris. Berlain halnya dengan daerah Lampung lainnya yg keadaannya silih berganti dibawah kekuasaan Kompeni Belanda dn Inggeris, maka tahun tahun kejadian didaerah lampung janganlah dipautkan dengan daerah krui, karena bisa membingungkan. Demikian pula kiranya diantara pembaca ingin menyocokkan tahun tahun kejadian sejarah setempat maka dibawah ini akan penulis uraikan ketatanegaraan pembagian daerah dibawah Kompeni Inggeris yang penulis kutip dari catatan Prof.mr.C.van Volenhoven ahli sejarah Bangsa Belanda dengan judul "De Contrale reehtagemeenechappen overzee."

Selasa, 04 Juni 2013

Jatuhnya Kerajaan Sekala Brak

Jatuhnya Kerajaan Sekala Brak Berdirinya Paksi Pak
dan 
Penyebaran Penduduk Sekala Brak Ke Penjuru Lampung. 

Sedikit cuplikan dari buku Sultan Ratu Pikulun yang berjudul Sekala Brak Asal Usul Suku Bangsa Lampung

Tersebutlah kisah, beberapa anak raja – raja di Pagaruyung ( Sumatera Barat) merantau untuk mengembangkan Agama Islam, dan setelah bertahun tahun – tahun empat orang diantaranya, secara kebetulan bertemu di Puncak Gunung Pesagi terletak dalam Kerajaan Sekala Brak, yang dihuni oleh Suku Tumi beragama Budha, mereka itu ialah :  1.Umpu Blunguh, 2.Umpu Pernong, 3.Umpu ( Bejalan ) Diwai 3.Umpu nyerupa .

Peninggalan Jurai Lurus UMPU BELUNGUH

 Berikut adalah beberapa peninggalan dari para Jurai Asli dan Lurus Umpu Belunguh.
Bukti Eksistensi Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, Kepaksian Belunguh.
Foto di peroleh dari Ina Dalom Yusnani Barlian Jaya Dilampung
Peninggalan ini warisan resmi Lamban Gedung Kenali


Kopiah / Topi yang terbuat dari kulit kerbau, kelengkapan hulubalang zaman dahulu.


Gong Berlapis Emas

 
Badung (Pending) yang terbuat berlapis Emas berukir, berikut ikat pinggangnya dari Emas pula.
hadiah dari Sultan Banten, Pusaka Lamban Gedung Kenali.
 Dipakai Oleh Sai Batin Paksi Belunguh Saat Perhelatan


Sarung terapang dari Emas berukir, Tandamata (hadiah) dari Sultan Banten. Sarungnya kepada Poyang di Lamban Gedung Kenali, Sedangkan mata Kerisnya tinggal pada Sultan di Banten. Sebagai tanda bukti.pada Sultan Junjungan Sakti turun temurun dianggap sebagai kerabat keluarga Sultan Banten.



Kelambu dan tirainya yang terbuat dari perak, Pusaka Gedung Kenali Buay Belunguh.



  Bendera (tunggul) dari Kasultanan Banten, salah satu dari hadiah hadiah 
yang dipersembahkan kepada Sultan Junjungan sakti.


DIWANG RATU Lambang Bagi Kepala Kepala Adat di Gantungkan di dekat pintu masuk rumah,  melihat bentuknya kita teringat kuil kuil budha hadiah timbal balik yg di lakukan raja sekala berak dengan raja cina .



Lambang Kepaksian Belunguh, Paku Sukha





Pakaian kebesaran (grootcoostuum) untuk pasirah / Pangeran di dalam Keresidenan Bengkulu saat zaman belanda.

 
Beginilah kecintaan masyakat Paksi Buay Belunguh, mengantarkan Penyimbang Adatnya Ahmad Syafe'I glr Sultan Ratu Pikulun, dg diiringi irama Gamolan "Tabuhan jarang"(berduka), menuju keperistirahatan terachir.


Embleem untuk Pangeran/ Pesirah di dalam risidenan bengkulu di pasangkan pada topi helm putih yg merencanakan gambar/bentuk. Embleem:ahmad safei,pasrah marga buai belunguh kenali di sahkan dengan surat keterangan resident bengkulen tanggal 28 juli1941 no.369.

ALAT MUSIK TIUP SERDAM, BUATAN alm. Haiman Syukri ( Kenali )

KERIS PUSAKA SINANTAN RANGUH Pembunuh SIBUYUH yang meresahkan Negeri Banton

Perangkat Adat Paksi Buay Belunguh 1939


NAMA DAN GELARAN-GELARAN ADAT
DARI YANG BERPANGKAT ADAT
DIDALAM MARGA BUAY BELUNGUH

Tersusun oleh :
Ahmad Syafe'i, Pasirah marga Buay Belunguh, Krui
Permufakatan pada malam Rabu tanggal 4 jalan 5 April 1939 dengan orang tua-tua yang ternama, tentang pangkat adat seperti gelaran-gelaran yang baru diangkat atau yang memang sejak dahulu.


Yang Hadir :
1. Ahmad Syafe'i, gelar Sultan Ratu Pikulun, Pasirah Buay Belunguh
2. Haji Sariffuddin, Imam Marga
3. Raja Dayat dusun Sukadana
4. Batin Sekandak dusun Sukadana
5. Batin Pemuka dusun Sukadana
6. Raden Demang dusun Negeri Canda
7. Haji Arsad dusun Negeri Canda

TAMBO ASLI BUAY BELUNGUH


Salinan Tambo Kulit Kayu
Kepunyaan dari Ahmad Syafe'i glr Sultan Ratu Pikulun
Pasirah Marga Buay Belunguh



Alhamdulilahhirobbil alamin, asshala tuassala muala saidil mursalin, wa’ala alihi wasyohbihi adjmain. Nyak gekhal Ratu Buay Belunguh, ngeni ingok jama anak uppuku unyinna, nyin pandai dang putus ingokni tian kak jimmoh sawai. Maka tersebutlah Kisah anak sahabat Nabi Muhammad SAW bernama Saidina Oesman tinggal di negeri Mekah yg mana dua orang Laki2 dan seorang Perempuan, untuk mengembangkan Agama Islam maka keluarlah ketiganya dari negeri Mekah dengan seizin sang ayah, yang sulung singgah dinegeri Roem, yang mana telah menaklukan Kerajaan Oasl Roemeinsherijk dan mengusir bangsa tersebut dari Coustantinopel, yang kedua singgah kenegeri Tjina dan yang perempuan terus ke Hindia dan singgah dinegeri Pagaruyung dan namanya Tuanku Gadis, dengan Takdir Tuhan Yang Maha Kuasa Tuanku Gadis itu dijadikan Raja di Pagaruyung, Tuanku Gadis beranak, putra laki laki yang bernama Tuanku Orang Muda Zulkarnain. Tuanku Orang Muda Zulkarnain mempunyai dua orang Putra, seorang laki - laki dan seorang perempuan, yang sulung laki-laki bernama Syair Syah Alam. Syair Syah Alam berputra dua laki laki dan saudara perempuannya juga berputra dua orang laki pula. Keempat putra tuanku masing - masing berputra 3 orang, jadi pada masa itu ada 12 putra Raja - raja di Pagaruyung, seorang dari yang kedua belas Putra Raja Raja itu yaitu yang Sulung meneruskan Turunan yang Lurus, menggantikan ayahandanya menjadi Raja di Pagaruyung, yg tengah singgah di Muko Muko , yang muda ke Skala Brak namanya Ratu Nggalang Paksi, beranak 8, Sai Ratu Buay Belunguh, satu Ratu Buay Pernong, satu Ratu Buay Bejalan di way, satu Ratu Buay Nyerupa, Satu Sigekhuk, Satu Sitambakukha, satu Sipetakh, satu Siku Mabakh. Maka kami delapan besar dengan kehendak Yang Maha Tinggi, mau Perang dengan Tumi dan Budha, Setelah kami perang dan kami menang, dan bangsa Tumi Buda lari dari Sekala Brak, dan kami delapan mufakat, jadi si petakh, sigekhuk, sitambak kukha, si Kumabakh, mau nyari kehidupan mereka ditempat lain, dan mereka menuju Matahari terbit. Tinggal kami berempat bersaudara yang menunggu Skala Brak, Saya Ratu Buay Blunguh, Ratu Buay Pernong, Ratu Buay Bejalan di Wai, Ratu Buay Nyerupa. Jadi kami berempat berbagi Batas Tanah Bumi, setelah kami berbagi, dan setunggu tunggu di batasnya Masing masing, Ratu Buay Belunguh tempatnya di Kenali, Ratu Buay Pernong (Buay Kenyangan) di Hanibung, Ratu Buay Jalan di Way tempatnya di Kembahang, Ratu Buay Nyerupa tempatnya di Sukau, Sebelum kami berbagi Batas tanah Bumi datang namanya si Bulan kuakui kami berempat jadi saudara, dan kami tetapkan dia di Way Nerima dan kami berempat menyayanginya sebagai saudara kandung. Batas - batas tempat tempatnya agar tidak ada perselisihan di anak cucung saya kelak kemudian, seperti yang tertera ini Batas tanah Buminya Ratu Buay Belunguh, sebagai berikut; Dari Way Pematang Ciguk, turun di Wai Himoes, turun mengikuti wai Himoes Pekonan Tanjung Kemala, turun di Wai Telema,, naik dari Wai Telema, naik di pesagi Lunik, ngebelah Pesagi Balak, turun di muara Wai Ketuban, sampai dimuaranya Wai Ketuban, naik di Temanoh, turun di muara wai kulak,naik di penyindangan, mendapatkan pancuran Pungah, Turun di wai khamelay, laju mendapatkan wai Semaka, mengikuti Wai Semangka, kebawahnya,naik diteba kemiling, Nyambut Bawang Sekeling turun di Teba Sehuwok, turun di Wai Semaka kebawah mengikuti Wai Semaka, sampai di Kakhinjing kabehuk, naik di Ham Keduppang, nyambut Ham Sekhukkuk, mendapatkan muara wai Heling, turun di wai Hambekhos laju diwai Semaka, sampai dimuara Wai Tulung Bekhingin, naik mengikuti wai Tulung Bekhingin, mendapatkan Kujung khenik, turun di Lassak, ngebelah Pamah, mendapatkan kaokh kandang, naik dibukit sawa, turun di batu sigawan, ngelangkah wai Semaka, nyambut Tikokh Bekhak, ngebelah Tikokh Bekhak, mendapatkan Bukit Bagelung, mendapatkan Binatan, mendapatkan Pondok Puakh, Laju di Ulu Mayus, laju mendapatkan pematang Ciguk. Hidjo Langanni Tanoh Bumini Paksi pak: Lengoni tanoh Buay Belunguh dan Buay Pernong: Wai Sekhibol, Wai Semaka, Wai Bekhingin ngabelah, wates tanoh Bumini Buay Blunguh jama Buay Nyerupa: Way Kiwis Wai Hanuang, Wai Ketuban. Lengoni tanoh wai Nyekhupa jama Buay jalan di Wai: Titi Jelatong hilian Khubok, Tebing Sakhap. Lengon Tanoh bumini Wai Nyerupa jama Buay Pernong; Wai Handakhiung. Lengoni tanoh Bumini Buay Jalan diWai  jama Buay Pernong: Bawang sengayun,Wai Tutung, - ana nyin pakhda ngingok,-
 
Yg mengambil Salinan: De Pasirah Marga Buay Blunguh, w.g.Ahmad Safe'I. Voor eensluidend afschrift:
 
Tambo Kulit Kayu Paksi Belunguh