"Kata-Kata Bersayap Membawa Hikmah"
oleh : Ahmad Syafe'i glr Sultan Ratu Pikulun
Prosesi Tari Adat didepan " Lamban Sandaran Agung " Paksi Buay Belunguh Zaman Belanda. |
Kisah nyata yang pernah beliau alami
sendiri, terangkum dalam sebuah buku beliau, semua ini mudah-mudahan sedikit
banyak dapat kita ambil Hikmahnya.
Penyalin : Ina Dalom Yusnani Pn Jaya Dilampung )
Baru kira – kira satu minggu tentara Jepang mendarat di Palembang, penulis telah
berada disana mempersaksikan dengan mata kepala kekejaman kekejaman mereka. Ditengah
jalan pada persimpangan - persimpangan empat seperti dimuka Mesjid Agung, penulis
lihat beberapa orang bangsa Indonesia tidak berbaju, kedua tangannya diikat dan
dagunya ditopangkan pada sepotong kayu yang sengaja ditanam untuk keperluan
itu, sehingga karnanya muka orang – orang itu mendongak keatas menentang
matahari. Demikian hukuman atau penyiksaan bagi pencuri yang waktu itu disebut
tukang "Calui". Kalau tidak karena terpaksa orang banyak selalu
menghindar bertemu dengan serdadu -serdadu Jepang karena mereka royal sekali
melakukan tempeleng.