"Neram buitni Umpu Belunguh najin khang mawat pulippuh persatuan tutop mekukuh makdapok tigaginjuh. Unyin guai setulungan niLiak hulun mufakat dang ngehalai ketukhunan nyin ne ram tutop terhormat. Sai kuat nulung Sai lemoh, haguk khuppok dang mak iwoh, sai tuha tihormati sai ngukha tisayangi. Timisalko ijuk lamban, wat tihang, wat hatokna, mana tian setukkok'an, mekukuh khik betiknana."

LEHOT NI : Ina Dalom Yusnani Pn Jaya Dilampung

Minggu, 14 Juli 2013

Kekerabatan Belunguh Dan Banten

Sedikit sejarah yang dikutip dari buku peninggalan Sultan Ratu Pikulun yang berjudul “SEKALA BERAK ASAL USUL SUKU LAMPUNG”  dengan bukti - bukti yang masih ada di keturunan Umpu Belunguh berupa hadiah hadiah atau cinderamata dari Sultan Banten sebagai hubungn kekerabatan.

Umpu Belunguh menikah dengn putri dari Raja Sekerumong (yang telah di kalahkan) bernama "Putri Sindi" , kemudian mempunyai putra bernama Umpu Siak. Dengan ada nya perkawinan ini Umpu Belunguh di anggap rakyatnya sebagai orang asli Sekala Brak, setelah Umpu Siak dewasa maka kedudukan Raja diserahkan Umpu Belunguh kepadanya dan demikian lah seterusnya kedudukan Raja itu menjadi warisan turun temurun dari ayah keputra sulung, dari istri ratu atau permaisuri. Maka dari zamn raja - raja keturunan Umpu Belunguh ini, penulis akan menguraikan kejadian kejadian yang terpenting saja, yang dapat menghiasi lembaran sejarah dan di anggap berguna untuk pengetahuan ketika cucu Umpu Belunguh bernama Umpu JUNJUNGAN SAKTI memegang tampuk pemerintahan sebagai Raja, timbul keinginannya melawat kekerajaan lain, terutama sekali ke banten, sebab waktu itu nama kesultanan banten termashur kemana-mana . Dimana mana tempat penting dan tanah nya di pandang subur yang di lewati Umpu Junjungan Sakti ditingglkannya keluarga laki istri serta anak anaknya tujuannya adalah untuk mengembangkan keluarganya ditempat tempat lain di utamakan sepanjang jalan menuju Banten guna memudahkan orang orang dalam perjalanan pulang pergi kesana, kedatangan rombongan Umpu Junjungan Sakti dibanten itu  Tidak secara resmi melainkan menyamar seperti orang orang biasa (inc Gonito). Rupanya di kota itu sedang terjadi bencana seorang anak kecil yang tidak ketahuan dari mana asal usulnya berjalan hilir mudik di sekeliling negeri. Barangsiapa yang melihat nya jatuh sakti terus meninggl. Bermacam macam cara ikhtiar untuk menangkapi atau membunh anak itu, tetapi senantiasa tidak berhasil. Rakyat Kerajaan Banten telah banyak yang tewas sehingga Sri Sultan menyuruh canangkan disekeliling kerajaan, bahwa barang siapa  yang dapat menangkap hidup atau mati jin yang disebut "sibuyuh" akan diberi hadiah separuh dari Kerajaan Banten terkala Umpu Junjungan Sakti mendengar pengumuman bunyi canang itu ia brikhtiar untuk menangkap dan menewaskannya bersama hulubalangnya, dan akhirnya dapat di tangkap hidup hidup, yag berarti kesaktian jin itu telah dapat dihambarkan. Rupanya kulitnya kebal tidak mempan dimakan senjata, karena ketika akan dibunuh berglir gilir rakyat mencobakan senjatanya tetapi tidak ada yang melukainya akhirnya, dengan sebilah keris yang diberi nama " SENANTAN RANGUH" kepala sibuyuh dapat diceraikan dari badan nya oleh UMPU JUNJUNGAN SAKTI , yang kemudian badan sibuyuh itu lalu dibagi bagi, sedangkan kepalanya diambil Umpu Junjungan Sakti. Tengkorak kepala sibuyuh dan keris " Senantan Ranguh " masih di simpan dikenali oleh jurai Umpu Junjungan Sakti sebagai kenangan pada masa silam. Ketika Sri Sultan akan memenuhi janjinya menyerahkan separuh dari Kerajaan Banten kepada Umpu Junjungan Sakti,  pemberian itu ditolak dan terpaksa menerangkan pribdinya yang sesungguhnya, bahwa ke dudukannya di sumatra ( Paksi Pak ) adalah Raja, dan memberi pertolongan kepada sesama manusia adalah wajar, apa lagi terhadap kerajaan yang menjadi tetangga karena Sri Sultan tidak mau mengingkari janji maka pemberian dan rasa terimakasihnya dinyatakannya dengan jalan lain, yaitu mengangkat umpu Junjungan sakti sebagai saudara, dan sampai anak cucunya kelak dianggp sebagai bangsawan banten. Kala pada zaman sekarang ini pengakuan yang demikian dinyatakan dengan surat keputusan /surat pengakuan. Tetapi pada zaman dahulu dilakukn dengan cara cara yang lebih nyata. Yaitu : Sri Sultan menyerahkan 1 sarung keris besar (terapang) yang hampir 2 hasta pnjngnya, di buat dari emas dan ditatah dengan ukiran ukiran yang bagus, mata kerisnya tinggl pada sultan banten dan manakala dikelak kemudian hari ada orang membawa sarung kris yang jenisnya sama dengan yang diberikan Sri Sultan itu dan ketika disarungkan, sarung dengan kris nya sedang (cocok,sesuai), maka itu adalah pertanda bagi Sri Sultan\ anak cucunya bhwa si pembawa sarung kris itu keturunan dari Umpu Junjungan Sakti sahabat dari kerajaan banten dan mempunyai hak di perlakukan sebagai keluarga sultan banten.
Sewaktu zaman Pangeran Jaya Dilampung pernah anaknya Ahmad Safei Sultan Ratu Pikulun beserta adik nya Barlian Raja Penggalang Paksi semasa beliau masih bersekolah di Batavia mampir di Banten dengan membawa sarung terapang dan di cocokn dengan kerisnya dibanten pas sekali.
Selain dari itu pula anugerah oleh Sri Sultan senjata dan barang barang sebagai berikut :

  • - Keris sarungnya dibuat dari emas dan gagangnya dibuat dari emas pula
  • - Ikat pinggang dengan badungnya dari emas berukir
  • - Dua gelang bung dari emas berlilit (hilang pada zaman belanda thn1938)
  • - Tempat tembakau dari emas berukir (diberikan sebagai tanda mata kepada residen bengkulu W.Y.R.zicok.. sewaktu dia akan berangkat ke negeri Belanda tahun 1932).
  • - 2 payung kebesaran atau payung agung.
  • - 2 tunggul atau panji2 kesultanan yg hampir 10 meter panjangnya.
  • - Dll

Dari perjalanan Umpu Junjungan Sakti melawat ke Banten berabad-abad kemudian di tempat tempat yang telah di lewatinya telah berdiri kampung kampung yang besar, bahkan ada yang telah berbentuk marga, sprti di kagungan (kota agung) menjelma menjadi Marga Belunguh kota agung, digedung pekuon teluk betung, dan di cikoneng pantai banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar